kenalkah kau padanya?
ia yang mengajakmu memijak udara, tanpa berdasar percaya pada bumi.
tidakkah lalu wajar jika bumi menyimpan kecut akan bongkahan besar rasa percaya yang dititpkan melalui akar-akar trembesi?
kenalkah kau padanya?
ia yang membersit sekedar pening bersalut penat, berujung ragu pada keberadaan semesta.
tidakkah lalu wajar jika benak sekenanya melukiskan cabang ke sana sini,
toh mereka semua akan patah di akhirnya, lalu mati dan membusuk, lalu hidup lagi?
kenalkah kau padanya?
ia bimbang. ialah yang mengawang-ngawang rasamu di udara,
menjadikannya hanya sekedar cerita yang lalu habis terkikis udara.
menjadikan rindu sebagai suatu yang hanya bisa dibiarkan berkibar-kibar liar tanpa bisa direngkuh,
karena udara telah membebaskannya bersamaan dengan waktunya mengikis habis setiap cerita yang belum sempat tertoreh.
No comments:
Post a Comment