27.6.16

[catatan] jalan.

ada banyak jalan untuk bermimpi. ada banyak cabang jalan untuk mewujudkannya. bukan berarti yang saya pilih adalah yang paling benar, atau yang kamu pilih adalah yang terbaik. bukankah kita yang tahu ke mana Dia mengarahkan petunjuknya bagi kita? mungkin saja kan, kiri bagiku dan kanan bagimu.

ada banyak jalan untuk berbahagia. ada banyak cabang jalan untuk merasakannya. bukan berarti kebahagiaan itu menurut saya palsu, atau kebahagiaan ini menurutmu adalah yang sejati. bukankah kita yang tahu bagaimana Dia berkuasa atas hati kita? bukankah mungkin dibolakbaliknya rasa dalam hati kita, hingga yang sejati hanyalah kuasanya yang niscaya.

ada banyak jalan untuk berdamai. ada banyak cabang jalan untuk memeluknya seutuhnya. bukan berarti berdamai dengan masa lalu itu lebih penting daripada kompromi dengan masa depan. bukankah masa selalu bergulir, dan membutir, lalu hanyut bersama buih di samudra, ibu segala kala? bukankah berdamai itu cukup antara kita dan kita saja, karena waktu, sekarang maupun nanti, bukan lawan juga kawan.


15.6.16

penuh.

tidak ada pelabuhan di antara kita,
kita, dua samudra labirin waktu, yang sama-sama mati ditelan perhentian.

arusmu berlawan dengan arusku,
pencarianmu adalah tersesatku, pencarianku adalah tersesatmu.
punggung sama punggung,
tak pernah berarti mata sama mata.

tidak ada yang lebih kurindu daripada
ingatan tentang bagaimana kita berdua sama-sama membungkus
petualangan-petualangan yang tak pernah selesai.

betapa kita tidak matang,
dan tak akan pernah saling mematangkan.

aku cinta kamu. aku cinta kamu.
tapi cinta tidak cinta aku. cinta juga tidak cinta kamu.

ia tidak cinta kita. kita (juga) ternyata tidak cinta ia.

mungkin terlalu penuh masing-masing pada aku dan kamu.
mungkin pertemuan bukan milik hati-hati kita.

dan betapa hati-hati kita lelah,
akan waktu yang tak mau tahu
bahwa sungguh yang aku dan kamu mau
hanyalah menjadi penuh.

the eyes of a heart.

the eyes of a heart don't lie.
whether the mind plays its dirty trick,
or bodies full of betrayal.

those were days of the spinning hearts.
no in between are wide enough,
for question out of question go through.

those were days when people celebrate wisdom,
cheering truths, and dances with genuine kindness.
facts are left behind. depth of thought got the spotlight.

the eyes of the heart don't lie.
it beats along, for as long as being true is the only option.
they had a flowing keeper, in the name of tears.

pining deep.

:: this is an english version of jatuh rindu.

there once a lady inside my head,
she was pining deep off the path
over which a man walk to fade
secretly leaving his corner.

a man who danced with dust,
the truest lover of today.

the lady were beating along with my heart,
nonetheless at her own speed
with hands full of doubt,
unwillingly restraining those feet in pursuit of the wind.

those once residing beside,
together in awe of the silence.

isn't a story exchanged through intertwined solitude:
a house for seekers as him and I?

so let us give way to the lady 
and the man within us, to alter the closure.

3.6.16

light.

:: this is an english version of lampu.


days behind were eminently dimmed.
with the thick clouds,
and patters who lost their way.

those were days of humid air against resignation,
an untitled exhaustion.

but end of days are alike.
all with the soothing silence, the sepia-colored light, and a warm cup of tea.

and you, within reach, an all time dearest.