25.5.16

seruda.

azalea, berhati-hatilah. jangan selipkan racun pada kata-katamu dengan sengaja. dan bermawas hatilah, agar tak sampai pun kau bilang tak sengaja. pada kadarnya, kau harus berani, tanpa harus berbelati. pada waktunya kau harus kuat, tanpa menindas.

lalu bagaimana aku harus berjaga untuk hatiku?

lupakan seruda, azalea. percaya saja pada hatimu, ia penjaga terbaik bagi dirinya. sebelum sampai pada kadarmu, hatimu akan belajar sendirinya untuk jatuh dan sakit, untuk bangkit dan terjungkal, untuk tertatih dan terluka. dan ia akan menerima, dirinyalah pertolongan pertama.

lalu akan tiba nanti sebuah jeda, di mana dia melonggarkan penjagaannya untukmu menjadi penuh dan utuh, untukmu percaya dengan genap.

23.5.16

remah.

pembenaran hanya berjarak satu belokan dari kebahagiaan.
dia sembunyi seperti sebuah pojokan.

ketulusan tidak bisa dinilai,
ketakutan tidak bisa diurai,
mereka berdampingan
mungkin sampai akhir zaman.

aku lagi-lagi termenung,
pada koma-koma kehidupan yang terpasang sembarang
sambil menerka-nerka
kapan titik terpanggil pada akhirnya.

.

ketika aku melepasmu dari goresan-goresan jiwa,
demikian aku tahu, segalanya tidak lagi sama.

remah-remah pada lembar putih ini undur diri
melahirkan ruang utuh bagi jiwa yang (akhirnya) merdeka.

20.5.16

tiga puluh tiga, dan sebelas hari.

hari ini adalah jumat di depan layar
dengan kadar kenangan yang sedikit lebih kuat dari biasanya.
setiap perpindahan adegan, matamu terbayang-bayang,
setiap pertukaran kata, suaramu bergaung.

april tiba pada akhirnya,
akhirnya dari cerita tanpa awal.
ingatan jarak pendek tak kenal jeda dua puluh delapan hari.

ingatan tentangmu itu menyakitkan.
ingatan tentangmu itu selalu penuh dengan ragu-ragu,
penuh senyum tertahan. penuh dengan harap cemas. penuh dengan kecewa.

mungkin memang aku takut padamu,
yang sudah membaur dengan debu-debu hati.
mungkin memang aku lari darimu,
yang jejaknya tertanam kuat dalam benak.

aku tak bisa ke mana-mana,
tidak juga ke hatimu, tidak juga ke benakmu.

layar sudah hitam.
aku di sini, mencoba untuk kesekian kalinya
memecah kristal yang belum terbeku.

.

catatan setelah menonton sebuah sekuel fenomenal di akhir bulan april,
sebuah perayaan yang terlalu sore, sebuah kenangan yang masih berjalan pagi