28.7.13

[happiness today] remember back in the day.


"Shout to the world with your cool voice, shine alive"

Listening to this song today I've just realized it actually has a deeper meaning than what I thought. It sounds like G-Dragon wrote this song as somewhat-like-a-self note to himself. That is a note to remind his nowadays-self of his dream back then. Even though it has already past ten years of him walking on his very dream. Still, he kept reminding himself not to forget his dream then.

Well, I think it's actually nice to have unusual ways to contemplate, to mark the numbers of your life so they wouldn't end up just as numbers. Oh, and my favorite part of the lyrics : "The lyrics that I’m writing with no space in between have my philosophy" (lyrics credit).

I really got something to say related to that line. Something very personal about my writings in this blog, be it the serious ones or the casual ones. Something started with this status. But, first thing first, let me have this head cooled down first, shall we? ;)

So, a bright blue sky and ocean for a relaxed head and a clearer mind? Sure with younger version of the five eagle boys in white. Perfect :) *pardon my obsession .__.*

.
And as I always thought, my boy is the cutest coolest :*

25.7.13

[intermezzo] L.O.N.D.O.N.

Suatu hari saya harus menjejakkan kaki di kota London! Berdiri di depan pintu gerbang Olympic Stadium, sambil meminum segelas kopi take-away dan mengayun payung putih transparan. Sambil sesekali melihat ke arah putaran the London's Eye. Dan berharap-harap cemas kamu tidak lupa waktu pertemuan kita sesuai perjanjian di satu waktu lalu kala dunia mimpi kita pernah saling terhubung dan saling mendesak satu sama lain. Saya tak sabar menunggu saat mendengar kamu memperkenalkan dirimu nanti, apakah benar kamu adalah sang pencatat. Dan mungkin kamu juga tak sabar menunggu saat mendengar saya memperkenalkan diri nanti, apakah benar saya adalah sang tanda yang kamu tunggu.

Lalu setelah bertemu dan saling tersenyum nanti, kita berdua akan sama-sama berjalan menuju taman terdekat dan menggambar kota ini. Saya akan berdebar-debar ingin tahu warna apa saja yang akan kamu pilih. Apakah seperti pilihan saya, ada warna merah, hijau, dan putih? Atau kamu justru lebih memilih warna hitam, putih, dan abu-abu?

Tapi nyatanya kamu tak mengambil satu warnapun, kecuali kelabunya pensil. Kamu cuma bilang, "pertemuan tak perlu warna. Kalau sekarang kira bersepakat untuk sama-sama menyimpan hari ini, mungkin besok-besok saya akan menggunakan sedikit merah dan mungkin juga sedikit hijau. Bagaimana?"

Lalu hujan turun.

Saya diam, dan membuka payung putih transparan, dan memegang gagangnya demikian sehingga tepat berada di antara saya dan kamu dan menaungi sedapatnya masing-masing kita. Tidak lebih besar pada bagian kamu, tidak juga lebih besar pada bagian saya. Hujan yang tak memilih satu dari kita untuk tetap kering tentu tahu, ada sebuah anggukan yang tak perlu terbahasakan.

Dan saat itu, kita akan sama-sama tahu. Bahwa mimpi adalah bunga tidur : sebuah pemutaran segulung memori dari masa depan.

23.7.13

[catatan] jauhkanlah!

Ketika kita meminta kepada Tuhan untuk didekatkan pada hal-hal baik dan dijauhkan dari hal-hal buruk, ada dua cara (yang saya rasa sudah saya lihat sendiri) Tuhan mengabulkannya. Yang pertama, kamu ditempatkan di tengah hal-hal baik, atau yang kedua, kamu ditempatkan di tengah hal-hal yang (mungkin) tidak baik. Dua-duanya adalah ujian. Yang pertama, adalah ujian dengan kemudahan, dan yang kedua, adalah ujian dengan kesusahan (atau tantangan). Keduanya adalah sama-sama untuk menguji keteguhan keinginan kita berada di dekat hal-hal baik dan jauh dari hal-hal buruk. Yang satu menguji ketergodaan kita untuk larut dalam kesenangan, dan yang satu menguji kesabaran kita untuk tidak luluh pada kesedihan.

Karena sesuatu yang sifatnya akhir, sudah disiapkan olehNya di ujung. Dan selama kita masih bernafas saat Dia memberikan kita jawaban atas permintaan tadi, maka bolehlah kita yakin ini belum ujung. Maka itu adalah kata lainNya untuk kita dari pikirkan baik-baik apa arti jawabanKu ini menurutmu, jangan terlena dan jangan berputus asa. Lalu yakinlah dengan seyakin-yakinnya, bukan berdasar akal. Karena akal seharusnya sudah mendahului sedari awal. Bukan pula berdasar rasa. Karena kamu tak tahu apa yang menyusup di sana.

Maka apabila kita dilingkari oleh hal-hal baik, bersyukurlah. Dan jangan berlarut dalam rasa aman yang ilusif. Dan apabila kita dilingkari oleh hal-hal buruk, mohon ampunlah. Dan jangan berlarut dalam rasa takut yang bisa jadi hanya imajinatif.

Jauhkanlah kami, Tuhan, dari membaca jawabanMu sesukanya.

[notes] preparation.

getting ourselves being well prepared of rejections doesn't always mean we can't prepare being accepted. you know, they said that fortune favors the bold. but some other said chances favors the prepared. to agree, i choose the later.

19.7.13

[catatan] tentang memilih.

"Ayah tak ingin kau menjadi seseorang yang tak bisa memilih sepertiku. Ayah terpesona oleh banyak hal, mengelana ke berbagai macam pemikiran tanpa punya keyakinan yang tetap. Aku hanya yakin pada diri sendiri, bahwa keinginanku hanya terus-menerus berlayar. Atau menggunakan bahasa Maman, aku terbang seperti burung camar tanpa ingin hinggap. Akibatnya, nasib yang memilihku. Bukan aku yang menentukan nasib."

[Pulang, Leila S. Chudori - hal. 448]

------------------------------
"Tetapi di kejauhan itu aku malah melihat Alam yang duduk sendirian di bawah pohon kamboja. Dia menatapku terus-menerus, terpusat padaku dan mengikat aku. Sedangkan di belakangku ada Narayana. Ayah, kau benar. Lebih mudah untuk tidak memilih, seolah tak ada konsekuensi. Tetapi seperti katamu, memilih adalah jalan hidup yang berani."

[Pulang, Leila S. Chudori - hal. 450-451]

..........

Saya lupa kapan terakhir kali saya sedemikian terpesona dengan buku yang saya baca, sampai-sampai saya tidak mau melepaskannya dan merasa harus menamatkannya saat itu juga. Saya lupa kapan terakhir kali saya begitu larut dalam untaian kalimat yang bercerita tentang hal yang sama sekali asing bagi saya.

Semua gara-gara "Pulang", sebuah novel karya Leila S. Chudori yang, jujur saja, awalnya saya beli hanya semata rasa penasaran saya. Begitu banyak orang yang merekomendasikan buku ini. Begitu banyak ulasan positif yang diberikan kepada sang penulis. Membaca sinopsisnya saja tidak cukup menggerakkan saya, hingga untuk beberapa lama buku tersebut hanya menjadi pengisi rak buku saja. Ketika beberapa hari yang lalu saya tetiba merasa ingin membacanya dan mengambilnya begitu saja dari rak, saya tidak menyangka akan merasa harus menghabiskan 451 halaman itu secepat-cepatnya.

Judul buku ini begitu dekat dengan sebuah keseharian, pulang. Saya tidak menyangka bahwa 'konsep' pulang dalam buku ini adalah sangat sederhana, sekaligus sangat asing. Buku ini menampar saya, melelehkan air mata pada beberapa penggal cerita, menaikkan temperatur hati pada beberapa baris yang menyala, memberikan rasa dingin yang rasanya lama sekali berganti dengan rasa hangat, dan akhirnya memutar-balikkan beberapa hal yang saya yakini selama ini (yakini? Mungkin tidak belum sedemikian).

Dua potong bait dari buku ini yang saya kutip di atas, adalah bagian terbaik dari buku ini, bagi saya. Begitu banyak akar untuk ditelusuri. Begitu banyak cabang untuk dijelajahi. Begitu banyak pilihan, bahkan untuk sebuah sejarah, untuk diyakini. Ternyata. Saya tidak pernah cukup bertanya rupanya. 

Sebuah "pulang", belum pernah senyata ini. Belum pernah seasing ini.

.....

Ingin sekali menumpahkan "pulang", apa daya hati tak sampai.

16.7.13

janji musim.

janji menunggu musim di bangku taman,
tempat ia terucap,
tempat ia terlupa.

karena ia bukan berbalut waktu,
ia adalah pembuntut hati-hati yang mabuk
lalu menyeret musim untuk jadi penaung.

15.7.13

[notes] when it was 8 out of 10,

...you might have a "why only 8, why not 10?" or a "be thankful, you'll never know who'd actually put a 10 effort and only got, let's say, 6. And by the way, did you actually got an 8 for an 8 effort?" instead.

Just now, I'm grateful I had both :)

[music] OST from Despicable Me 2.

these are my current favorite songs :')
so simple so just right.
.


...‘Cause sunshine due is just a cloud away...


...because I'm happy...

14.7.13

[notes] next year.

pardon me for this impulsiveness, dear the adult me. but, honestly speaking, i don't have any intention to use this yellow crown stick anytime in the next years. 

.

so please, just let me for this year, would you?
*crossing finger for september .___.*

[catatan] tentang hujan.


Saya adalah perempuan penggemar tulisan, dalam hal ini puisi dan lirik lagu, tentang hujan. Rasanya tidak pernah bosan mendengarkan kata "hujan" sedemikian sering terlontar. 

Jenuh, tentu sesekali ada.

Lalu saya bertemu sebuah film animasi Jepang berjudul "The Garden of Words" - yang sejujurnya belum saya tonton - dengan lagu-lagu temanya yang hampir semuanya 'berbau' hujan. 
A Rainy Morning.
Greenery Rain.
Rain of Recollection.
While Hearing Sound of Rain.
A Silent Summer.
The Afternoon of Rainy Day.

Mendadak rasa jenuh itu hilang. Mendadak ada sosok hujan yang lain yang saya kenal yang bisa kembali saya tuliskan (atau sekadar lamunkan). Tentu saja, karena hujan adalah satu kumpulan puisi tersendiri, yang seperti dirinya juga : tidak akan ada habis-habisnya. Ia mungkin hanya belum turun. Atau, ia hanya terlihat sama begitu saja dari waktu ke waktu. Padahal tidak pernah demikian adanya.

Tidak ada hujan yang pernah sama.

13.7.13

hujan hijau.

malam ini hujan berwarna hijau.
ada seteru antara biru dan kuning.
sisa-sisa nila dini. sisa-sisa jingga senja.

malam ini hujan berwarna hijau.
mungkin biru dan kuning saling bertaut sudah,
setengah tetes setengan tetes, menjadi satu hijau yang utuh.

.
.
.
malam masih panjang,
hanya reda hujan yang tahu
adakah hijaunya nanti berurai kembali saat menyapa tanah,
atau apa adanya menjelma embun pada dedaun dan rerumput.

.
malam ini hujan berwarna hijau.
membawa rindu yang berbungkus sunyi
pada sepasang telinga yang sedang tertutup.


-------
terinspirasi sebuah judul lagu "Greenery Rain", salah satu lagu tema dalam anime "The Garden of Words"

[notes] black hole.

the day i fell in love with words was the day i chose 
to face my fears in silent.
the day i fell in love with writings was the day i chose 
to have the battle with my trauma in a safe way.

unconsciously, 
that was the day i started to deny that there's a big black hole within me.

9.7.13

[journal] Ramadan.

Semoga bulan yang penuh berkah ini menjadikan kita semua manusia yang lebih baik. 
Yang lebih ikhlas. Yang lebih berbesar hati. 
Yang lebih berpikir. Yang lebih merasa. 
Yang lebih dekat kepada-Nya.

Ramadan Kareem :)

.
Mohon maaf lahir dan batin,
khususnya untuk setiap coretan dalam blog ini yang kurang berkenan di hati
...

8.7.13

[Juni] malam.

tahu-tahu Juni sudah berakhir.
di hari terakhir ia pulang subuh. ingin memperpanjang barang beberapa jam, katanya.
tapi sayang sekali, Juli adalah si teguh yang sudah mengambil tempatnya.
sehingga Juni tak bisa pulang.
rumahnya sudah tergeser.
malam ternyata bisa tak setia dalam menjaga.

yang tersisa hanya lah surat yang datang di jam yang tidak biasa, pukul empat pagi :
"aku masih menunggumu di sini,
di bawah mata besar,
di depan gedung yang semuanya serba lebih, tempat mereka berpesta setahun yang lalu.
dua musim, empat musim, tanpa musim, tak ada dalam kamusku.
menunggumu tak tertandakan oleh waktu.
boleh aku masih berharap saat kamu tiba nanti, kamu akan membawa selamanya?

mungkin dengan begitu aku bisa memaafkanmu."

tunggulah September, lalu Oktober, dan akhirnya November membawa jawaban.
karena Juli dan Agustus terlalu malas untuk menulis,
bahkan untuk hanya satu baris :

"aku (pun) merindukanmu. separuh nafas. sehabisnya waktu. berkalinya jarak."

6.7.13

budget airlines.

apparently there's no cheap flight to your heart.

[notes] architecture.

i love urban design. i love landscape. on top of those, landscape urbanism.
but just now, i suddenly miss architecture. so much.

i'm not even an architect. never been a good student of it, too, to add.
but there's always something about architecture that i could not explain that somehow 'touch' me.
for all these long, since graduation, all i ever did was just thinking about how a city should be. how the environment supposed to be handled. and so on. and so on.
i forgot how to feel the small spaces. shelters. homes.
i forgot how big things, all of them, started small.

it's not that i want to turn back time. nor to take the u-turn, even if it's still available.
it's just next time i should remind myself to feel more, to thank more, of small spaces
those give me real shade and some grounds to stand.

ps : maybe i'm just not yet working on the right urban design. or even landscape. ones those fit what i actually seek for.

[music] Daesung - I Love You (radio preview)

I'm just wondering, is it THAT hard for anyone any producers of that big entertainment agency to make a really good song, a good one that could fit this beautiful voice?

As for Daesung, I <3 his voice just like I always do :*

ps : oh, and though he's almost always doing a cover, he's doing it with the right choice for the songs :)




Source : BBU