berdesir hati karena bimbang, berbilik itu jantung, bukan ia.
dan apalah tanda dari arah (tiupan) angin di puncak bukit, karena mereka bercampur layaknya desau yang dengungkan kuping, lalu biaskan rasa yang masih juga remaja.
berdesir hati karena gamang, berketetapan itu tuhan, pemiliknya, bukan ia.
dan apalah tanda dari prasangka yang semata logika, karena mereka tak bernurani layaknya risau yang gerogoti cita, lalu rubuhkan mimpi yang masih juga istana pasir.
No comments:
Post a Comment