mungkin. maka. lalu.

mungkin, dulu
bumi tak kenal kemarau.
hujan adalah tirai yang selalu tertutup, berderai putih seringan awan, atau berderak kelabu seberat es batu.

mungkin, dulu
"apakah itu haus?"
air terus mengalir dalam gua antara bibir dan perut adalah sedianya yang biasa terjadi.

mungkin, dulu
kehilangan belum jadi sebuah benda.


maka, kini
tirai yang koyak,
membuat tubuh-tubuh di baliknya menggelepar oleh dahaga.

maka, kini
mereka tak ingat lagi bahkan pada gerimis yang pernah merinai,
kehilangan menjadi sebentuk benda yang paling tak dinginkan.


lalu, nanti
tirai yang kembali terajut, tertumpuk, dan bertumpuk,
membuat tangan-tangan jadi sibuk terjulur ke atas kepala, mencari udara.

lalu, nanti
mungkin mereka juga akan lupa pada haus,
akan lupa pada sebuah benda kesepian, yang bernama kehilangan.

I don't have the inner piece in my heart to love someone.

- Han Tae Woong/Han Deuk Gu [K-Drama The Snow Queen]

... in my case, it's inner peace, and confidence.

andai kiri dan kanan adalah tengah yang terbelah dua,
andai benar dan salah adalah hanya rahasia Tuhan 
yang tak perlu terbongkar.

kereta (hari) jumat.

kereta hari jumat adalah kereta dengan kecepatan penuh,
berjalan melawan arah jarum jam, hingga demikian waktu terasa melambat.

stasiun di ujung adalah tempat di mana waktu berhenti
bersama derit rem kereta pada rel.

dan tiket kereta pada (suatu) hari jumat itu,
tak bertanggal. dan tak (akan) terbolong.

90s

suddenly i miss mtv at its bestest era, the mid 90s.

don't you think its an era with great boybands, boybands those really sang, to be exact?

and suddenly, 

my mind can't stop playing this song.

and, damn!

now i can't stop laughing watching minutes 2:50 and ups.

:))

pasifik, timur.

karena semua adalah demi berpapasan denganmu,
muka sama muka, bukan punggung sama punggung.


karena semua adalah demi sepasang tangan yang bergetar,
menyerahkan sepucuk surat kusut pada kertas yang telah menguning.


karena semua adalah demi menggenapkan sebuah rasa yang telah mendewasakan,
dan bersama waktu, dengan demikian pun, ikut mendewasa. 


karena semua bukanlah demi sebuah jawaban,
yang sesungguhnya telah Tuhan simpan baik-baik, hingga nanti tiba 
waktu yang sama-sama baik bagi kita untuk mengetahuinya.


jika sampai kita pada titik itu,
kuminta sangat kau berhenti memanggilku diam-diam sambil tersenyum,


dan kuminta sangat kau berbahagia.

there're times when you I just simply too lazy trying to understand the world, and the insignificant flowery debates talks those made you me think "what the..."


there're times when I couldn't help staring at the ceiling, wondering would I remember these days with such "ah... those good old days of the super exposition age"


there're times when all the hype of social networking sites, instead, made me realized how bad I am in socializing with people, both on the virtual world and the real world.


and there're times when all I needed was just somebody nice enough asking me to stop over imagining thinking things. 

(membuat) jarak.

ada jarak yang harus dijaga.
ada jarak yang harus dibuat.

bukan karena cinta, bukan pula karena benci.

jarak beresonansi dengan benteng,
menjadi jembatan bagi rindu-rindu yang merasa tak perlu sampai di sebrang.


jarak menjadi tak terlalu menyakitkan,
saat ia dibuat sambil menyesap secangkir kopi hitam encer bebas ampas dan tanpa pemanis.

[journal] membaca Zarah (2)

Sebelumnya saya menulis, "tapi saya tahu, Zarah adalah pelajaran bagi saya untuk menerima yang tidak selesai, untuk menyadari keberadaan mata rantai yang hilang tanpa perlu mencarinya." Dan saya tidak salah. Zarah adalah salah satu pelajaran saya.

Bagaimanapun, sedikit koreksi,"...Zarah adalah pelajaran bagi saya untuk menerima yang tidak selesai, untuk menyadari keberadaan mata rantai yang hilang, mencarinya, jika perlu ke ujung dunia, atau ujung hati, tanpa perlu memaksa untuk memasangnya kembali pada tempatnya terlepas."


. . .

Sekian.

[journal] membaca Zarah (1)

perempuan lahir terselimutkan tanya,

yang (akan) dibawanya hingga mati,

dengan atau tanpa jawaban.

dekapan bunda adalah jawaban pertama,

sedang jawaban kedua hingga akhir (harus) ditemukannya sendiri,

di ujung dunia, atau di ujung hati.

lalu bisikan ayah adalah petunjuk akan teka-teki besar semesta,

yang diselipkannya pada doa.

bentuknya adalah nama, teman perjalanan seumur hidup.

perempuan mati, lalu menanggalkan segala tanya,

yang digantungnya pada dua malaikat pembawa catatan berwarna hitam dan putih.

segala jawab dikandungnya dalam senyum,

bahwa ia kecil bagi dirinya, dan bahwa ia besar bagi semesta.

.  .  .

Sebuah catatan membaca Zarah hingga halaman ke-206 "Partikel" karya Dewi 'Dee' Lestari. Belum setengah perjalanan, tapi entah mengapa saya sudah merasa yakin bahwa saya tidak akan pernah bisa menuliskan ulasan tentangnya. Perjalanan membaca "Partikel" dari awal, hingga halaman ke-206 tersebut (ternyata) adalah pengalaman yang terlalu personal. Jika membaca Putri dan Kesatria saya seakan disodorkan tentang masa depan, membaca Zarah, saya dipaksa menyelam pada masa lalu, pada lembar yang tidak (pernah) selesai. Saya tidak tahu, perasaan seperti apa yang akan menunggu saya di akhir perjalanan membaca "Partikel" secara utuh. Tapi saya tahu, Zarah adalah pelajaran bagi saya untuk menerima yang tidak selesai, untuk menyadari keberadaan mata rantai yang hilang tanpa perlu mencarinya.

[journal] before twitter.

(One thing I love the most) before twitter is that writers, architects, artist, or maybe simply everyone, do not need to speak louder than their (arts)works. I can no longer see the differences between marketing and boasting, or maybe I'm just not sensitive enough. Don't get me wrong, I also open to a possibility that it might be a good thing, though. Resources are called so if they were actually some of use, in this case through communicating works, no?

Oh, and another thing I love before twitter is that celebrities were made out of their hard works, not hard talks. Therefore I'm glad enough my favorite star does not twit too much, yet their company does, teheheee... :))

[music] their top ten songs, my version.

There's a forum's thread asking us (the fans) what're our top ten (should it be the most favorite, or not?) songs from them (Bigbang, of course, who else do you think I'd want to give space writing about here?). Well, since I'm not a member of that forum, I'd post the list here, instead. Here they are (oh, and I made it a top eleven, if you don't mind... tehehee...) :


#11 Ego
Yes, this is one of their newest song, additional to their Alive Album released in Japan. The part that made me love this song is the catchy refrain "she kills my ego...". Yes, as simpe as that ;)

#10 Oh My Friend (feat. No Brain)
I love the song's beat. Nothing else. And I guess this one is their only track that could be considered into a rock genre.

#9 What is Right
Of all their song in Tonight Special Edition Extended Play, I love this song the most, even over Tonight itself, or Somebody to Love. I sensed such 'fun' feeling while listening to this song and see the performance stage version.

#8 Beautiful Hangover
This one, I loveeeee the concept of the music video. The colors' tone. The white feels. And the storyboard possible out from it.

#7 Bad Boy
They're back!!! It gave such familiar sound, somewhat between a dejavu of back then and a vision toward the future. And I love the dance at nearly the end of the song. Only (once again, only!) these boys can fit such moves so well ;)

#6 Mad About You / Fool
Was it a falsetto? Whatever it was, it just felt so right on its place...

#5 Taeyang (solo feat. G-Dragon) I Need A Girl
Listening to this song made me simply want to jump off the plane. Destination : Hong Kong.

#4 Love Dust
I love everything about this song. Be it the rhythm, the lyrics, the stage performance, and absolutely the Dong Young Bae *blink blink*. 

#3 Haru Haru
I first listened this song through the guitar cover version by Sungha Jung. He then brought me to the acoustic version of it, and later the original version. This song somewhat gave such irritable feel that made me irritably addicted to it. The music video beautifully illustrated a pain possible caused by love.

#2 G-Dragon's (solo) Butterfly
The first time I heard this song, it reminded me (a lot) of times when I first had my solo travelling adventure in Singapore (well, not really alone, though, I stayed in my friend's place). Weird, I must say, since I traveled at early 2007, and I just happened to found the song at early 2010, while the song itself was actually released at 2009. This is what I called "certain experiences were recorded (both in mind and heart) as a hidden melody, of which someday in the future will find the song came to ears that matched". Weird, still I must say.

#1 Koe wo Kikasete
This is my ultimate number one song of them. I think I already wrote too much about this song on this blog. So I won't say much. One thing I haven't mentioned before is that the song actually gave me the same effect as Taeyang's I Need A Girl : the urge to jump off the plane. But this one, the destination is Tokyo. Preferably with a transit in (Singapore, and) Hong Kong, still.

jarak.

[1]
seribu judul,
namunkeadanya tak pernah (juga) terhapus.

[2]
ketika jiwa terbelah oleh kereta kilat dari dua arah,
apakah panggilan yang saling terseru (akhirnya akan) bersahut dalam bisingnya suara beradu,
roda kereta dan besi rel?

[3]
jarak tidak memisahkan cinta,
(apalagi yang belum tumbuh)
tapi memberinya ruang untuk melakukan kesalahan,
dan berlabuh pada cinta terakhir.

[4]
jarak dimulai saat jalan bercabang dua,
satu dengan langit berwarna biru dan tarian angin,
satu dengan langit merah senja dan siulan hujan,
dan sepasang tangan tetap bergandengan.

[5]
waktu, pada dimensi yang berbeda
mengikat jarak menjadi satu per tigaratusenampuluh semesta.

[6]
jarak adalah jeda antara suara jangkrik di musim kemarau,
dan lampu neon tengah kota yang terlihat dari atas bukit.

[7]
jarak menjadi pengingat ketika musim masih menjadi penanda waktu,
tungku adalah teman penunggu pada stasiun yang dikelilingi kunang-kunang,
dan janji adalah untuk ditepati biar malam larut.

[8]
karenanya,
cerita cinta yang menyedihkan adalah lukisan indah bagi mata sang waktu.

. . .
catatan :
sebuah interpretasi rasa dalam diri setelah 5 Centimeters Per Second, salah satu kisah cinta yang terselip dalam semesta, yang beruntung digambarkan dengan sangat indahnya.

semoga Tuhan (tidak bosan-bosannya) berkenan menundukkan hati saya yang tinggi, melunakkan kepala saya yang keras, dan melembutkan mulut saya yang tajam ini. 


- enambelasaprilduaribuduabelas.

in order to be able to write in a way i've always imagined, be it the poem, prose, essay, academic paper or even architectural critiques, i don't mind taking whatever it takes.


bitterness of unfairness, bitterness of being underestimated, bitterness of walking through a mediocre path. those all included in a surprise package i've had to receive along my way towards my dream. and i don't mind. the worlds already gave somethings for me to judge. i think it's only natural for me to give back something for them to judge. this is what i called fair is fair. never (will be) even, though.

sembilan | dua.

yang ingin kuberi untukmu ini,
adalah kembar yang dulu pernah kubilang padamu dulu.

saat itu, kita berdua sama-sama percaya bahwa lingkaran tak punya awal juga akhir,
tapi akhirnya kita hanya bisa termenung melihatnya nyata berawal dari sebuah saja titik,
dan perlu keberanian yang penuh untuk menggenapinya. atau menutupnya : memeluk titik awal tadi, dengan titik penghabisan.

lalu di tengah jalan kita pun bertentang :
kau bilang lingkaran itu berakar pada tanah, maka ia sejatinya utuh tak terputus titik ini dan itu.
aku bilang lingkaran itu turun dari langit, mungkin gelang malaikat pencatat hati yang terjatuh.

dan kita pun tak bersepakat,
dan saling berdiam hingga lebih tujuh hari.


maka,
yang ingin kuberi untukmu ini,
adalah kembar yang dulu pernah kubilang padamu.


ingatlah.
dan mari berdamai.

sembilan | satu.

ceritanya adalah jarak dari pintu ke jendela,
tuturnya adalah angin yang berhembus di antaranya, mencari celah untuk lolos,
diaturnya jeda, penanda keletihan bercampur dengan kelapangan yang mendesak masuk.


sunyi adalah suara tertahan yang menamatkan sang cerita, sebelum mulai ia berkisah.

[journal] whenever in doubt.

whenever in doubt, there's only One to look up to,
and there's only a color of red to wear.


whenever in doubt, i can't expect my heart to make decision wisely,
nonetheless it must be decided no matter what.


but i can be fully sure, in case that i made wrong decisions (which i often done),
that One will never leave me alone. never. 


the responsibility is mine,
yet it means nothing without the Only source of courage to take it.

29.

taken from Islamic Thoughts :

You're not responsible for what people think about you. 

But you're responsible for what you give them to think about you.

I always know that us, human being, can not ever be living alone. Yet it took me a detour to realize that us, human being, actually, does not live alone.

.

.

.

29.

and still searching that right "place" for me.

and still on my way to that very destination of our meeting point. i'm getting there, soon, dear. would you please reach that place in the very same time as mine? we've once synchronized our timer, haven't we? it's getting closer, isn't it? i'm now going as fast as i could be. and i hope you do too. 

please, let us make it in time.

29.

sometimes, a relieve came through disappointments.

sometimes, a willing came through impassioned desires.

sometimes, a dream was a collection of shattered realities.

and always, future came in a same speed as our visions.

29.

and there are some trusts those time can't ever compensate.

and there are some kind of loneliness that each of us must bear in certain times of life.

and as far as i know, happiness is never a choice, it's a blessing. so whenever we feel happy, we should make sure to give a proper thanks to Who-gave-it-to-us. and for what happiness is, it's all ours to see.

29.

with no plan, here i welcome you my last year of twenty something. 

you know what's left on my before-thirty list, don't you?

.

.

.

a birthday is already a gift, 

of which through it the universe is telling me to move ahead.

happy birthday, perempuan :)

[journal] a playlist with 29 songs.

now i'm the first to give myself a 29th birthday present : my 20s playlist

it's actually quiet hard choosing only 29 songs those representing paths i've walked through,

but i made it eventually. not a perfect journey-scoring-kind-of-list though, since i could only have 29,

but i love it enough :)

as for the second present, a-me-day, i think i'll just reclaim it later.

these things regarding graduation and back to work do consume times, much. 

[journal] for the next 365.

on this last second of being 28, i just want to send a short note to myself :


enjoy your last year being twenty something, girl :)


get yourself a boyfriend future husband, eat sushi, drink wine ginger ale, play music, read a poem a day, write a story, and touch down the far east the far west!


life is (should be) good for it's (extremely) short.

it's not a matter of 'rather than' ...

... it's only a matter of 'i choose'

[journal] faktor J.

dalam mengejar-ngejar terpenuhinya semua target ini, saya lupa memperhitungkan satu hal, yang mungkin sebenarnya kecil saja, tapi dampaknya besar luar biasa untuk seseorang yang 'bosenan' seperti saya :

faktor kejenuhan.


sekian.


-- i'm not really a good executor :'(

hujan angin. tirai tebal berwarna abu-abu yang turun hentikan tarian matahari dan langit biru dalam sekejap.


[bandung, 4 april 2012 -- hujan deras dan kencang]

takut.

saat-saat akhir berjingkat pelan menuju pintu belakang,
aku tak kuasa mencegahnya.
hanya bisa menatap punggungnya,
dan meyakinkan diri bahwa di balik pintu itu ada secarik masa depan yang diam-diam menjemput,
membawa akhir pulang supaya ia dapat bertemu dengan awal di sana,


dan lalu bersama, mereka cerita : segala sesuatu di antara mereka.

imajiner #3.

perkenalkan,


ini adalah,
pembunuh berkepala batu yang tak ingin segalanya berlangsung cepat dan terjadi sekali,
bersenjata hanya satu, dan bernama batas.






sekian

imajiner #2.

titik.


jika merah adalah amarah,
hitam dan putih adalah jeruji pengurung dan lembar baru yang terkungkung,


karena sedari mula hanyalah hijau bumi, biru air, dan putih udara.
dan merah tidak lahir dari antaranya,




lalu koma.

imajiner #1.

meridian adalah harpa yang berputar,
dengan jemari matahari menari padanya, 


senandung lagu lalu berloncatan pada waktu,
hingga memercik hujan tengah malam, 
bintang-bintang menangis karena lagu tak mampir pada semesta mereka.

berdamai dengan diri sendiri dan masa lalu, itu dulu... sekarang, adalah berdamai dengan waktu dan mau.

-- demikian rasanya.

[journal] 0,01% and plus.

33,33% being choleric helps me to make decision fast and firm, with so little regret for now, but with too many evaluation in future.
indeed there are only two types of decision, the one that makes you regret not taking it now, and the one that eventually will make you regret taking it way later (too far in future to actually be overly worried now). and despite the difficulty, i rather love making decisions.

33,33% being melancholic doesn't help me in getting the works done as fast as possible. oppositely, it makes me took like forever to finish even one so simple task. hence, i'm not working at my best with deadline. i'm working things out with outputs i had in mind.
in fact this' not a good thing. i don't even dare to think i'm that much of perfectionist. (well, who's on earth telling the world that they themselves are perfectionist? doesn't the word "perfect" itself ranked top of highly subjective adjective? doesn't addressing ourselves as perfectionist means telling others they don't aim for perfection?) but i do have my own definition of "doing my best". and that's all that i always (try to) aim for.

33,33% being phlegmatic helps me A LOT in ignoring things i shouldn't really take too hardly. the sense of being rather bossy or not obeying what others told me to do or just simply not following others, is this part's responsibility, instead the choleric part.
oh, and one thing, this part also help me to work things under pressure, not by letting me have less stress, but rather by giving me some sense of freedom to do them my way. *really, i must soon be an employer for myself*

and... 0,01% for the ability to shift in between those three above.
and... inconvenience to me is whenever (and wherever, and however) those three have a fight.

just like today. and any other given days until June.

mendung hari minggu.

ia mendulang resah dengan meratakan jejak dengan tanah,
memasukkan pasir yang terangkat ke dalam botol-botol kaca,
untuk dijajarkan pada ruang tengah tempat menonton emas bergantungan di halaman belakang.

(emas itu bergantung pada dulang,
yang dibawanya dari masa lalu,
yang diambilnya dari berlembar-lembar coretan kala duapuluhan,
yang warnanya menyepak keraguan, membuat sebuah awal,
dan di atas segalanya, mendatangkan bahagia yang berwarna kuning)


lalu mendung menggantung sisa resah yang larut,
menjadi hujan hari minggu yang berwarna kuning, bersemburat emas.




. . .
catatan :
1. mendulang -- melimbang -- mencuci.
2. dulang -- pohon trengguli (Cassia fistula)