29.3.16

azalea.

kembali musimmu,
di ujung negeri, di tanah tinggi.

kembali rindumu,
jejak yang tak mau hilang,
rasa yang tak mau menguap.

kembali mimpimu,
lebih untuk diri,
namun pada tuhan dan semesta.

merah.

pernahkah kamu bertanya pada secercah merah,
yang mencari jalannya di angkasa
menebas udara, hingga akhirnya air.

ia membungkus segala tanya dengan segenap hidup yang tersisa,
memukul ragu melawan daya.
meneguhkan hati, mengadilkan pikiran.
menyelam dalam samudra reka
hingga ke dasar masa depan.

sudahkan kamu berhenti menunggu,
merah menyerahkan jawabnya?
karena ia bukan yang ditunggu,
agar kamu tak pernah lelah mencari.

2.3.16

takut.

rasa takut ini ada ujungnya.
tentunya dengan segenap percaya yang tersembunyi di ujung bumi.
pada setapak tanpa batas.

ledakan-ledakan kecil,
bagai busa pada segelas soda tanpa warna.
degup palsu yang detaknya menyarukan taluan arah langkah.

lalu ia tandas.
dalam dahaga pagi yang tanpa kabut,
dingin yang hanya membungkus hati tanpa penghuni.

rasa takut ini berinduk pada satu
pertanyaan yang tidak sejati.

lampu.

hari-hari belakang sungguh temaram.
dengan mendung tebal, dan rintik yang tak jadi-jadi.
lembab bertarung dengan penat.

namun ujung hari selalu sama.
diam, dan lampu kuning, dengan secangkir teh hangat.

lalu kamu yang selalu kukenal sepanjang masa.