31.3.15

.april

karena apa adanya nafas yang masih berhembus,
dan tangan yang meragu untuk menitik
adalah sebuah rindu  tertahan
akan untaian dari hati,
yang lalu berlilit, berkelit, mencari jalan
untuk pulang kembali hanya kepada hati.

april di ujung musim,
akan datang, akan menari bersama, dan akan kembali berlalu.
sebuah simpul, sebuah jeda, sebuah perhentian sesaat : 
tak pernah awal dan tak pernah akhir.

selama hujan masih menirai,
dan tanah masih mewangi,
april akan melambai perlahan
dengan senyum merekah dan payung merah di tangan kanan.

31 maret.

hujan bulan maret,
halangi lalu lalang cerita
dari kuping ke kuping.

mendung pekat,
payungi hati yang penuh tanya
akan sebilang resah yang tumbuh dari tanah.

deras cerita pukul sembilan,
riuh warnai lembar hitam tanpa batas
dari langit kembali ke langit.

ia yang memetik rindu di ujung hari,
menyambung rasa
dari hati ke hati.

14.3.15

laki-laki peneduh (2)

seperti bukit di hari yang baru terbangun,
menguap pelan-pelan,
mempersiapkan bibir untuk memberikan senyuman :
semacam penenang untuk hati tak bertuan.

9.3.15

laki-laki peneduh (1)

dia mengingat-ingat :
tentang lelaki impiannya,yang tergambar jelas di depan muka tigabelas tahun silam.

sebuah sosok yang tegap dalam bimbangnya,
dan bayang-bayang yang datang dan pergi : meragu ia pada sebuah rencana.

dia mengingat-ingat :
tentang anak perempuan dambaannya, yang namanya terpatri sejak usia empat belas.

sebuah sosok yang teguh dalam setiap lintasnya,
dan senyum yang terekam abadi : berserah ia pada serangkai ketetapan.

8.3.15

maka hati.

biarlah malam padam seperti biasa,
wahai kamu yang sedang perpeluh hati.
ia dengan sempurna hitamnya
penyeka bulir keringat yang berlari.

biarlah malam nyenyak sesekali,
wahai kamu yang sedang benci-bencinya pada sepi.
ia dengan tanpa mimpinya
pelipur rekahnya merah luka.

maka biarlah malam sendiri,
dan berjaraklah sunyi dari hati.