selamat pagi wahai hati yang tergigit pahit.
kulihat kepalamu lunglai seakan kau baru lolos dari sebuah badai.
tak apa. tidakkah kamu ingat pernah kubilang, sekali waktu, bahwa pahit itu adalah manis yang masih utuh?
ia memang tidak akan memanjakan hatimu dengan gula-gula aneka warna.
ia memang hanya akan membuat mukamu kebat kebit dengan seringai asam dan tatapan memelas.
tapi tidakkah kau tak tertipu dengan rasa manis yang buatan?
tidakkah pula rasa pahit itu memberikan ruang padamu untuk menyadari (kelak) hadirnya si manis dalam hidupmu?
silakanlah dirimu dilumat sempurna oleh si pahit, wahai hati,
karena tak ada jalan lain lagi menuju bahagia sejati yang kau cari-cari itu, tanpa melewati taring-taring tajam si pahit.
percayalah, tak ada jalan untuk mengenal semua rasa yang tersebar di muka semesta ini, selain dengan membiarkan dirimu merasakannya.
[suatu dini. secangkir kopi. dan serupa kejutan kecil rasa pahit yang bersembunyi di baliknya.]
No comments:
Post a Comment