menerima batas diri (dengan keyakinan bisa menembusnya), mengasah kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi, melepaskan hal-hal yang memang berada di luar kapasitas diri dan merelakannya menjadi sebuah kelemahan yang harus diimbangi dengan kekuatan lainnya, memahami sebenar-benarnya perbedaan antara kritik membangun dan cela yang menjatuhkan, mengerti seutuh-utuhnya beda kawan dan (ternyata) bukan kawan.
berdamai dengan segala emosi dan risau, berdamai dengan segala yang "seharusnya nggak gitu!!!" menurut hanya kepala sendiri, berdamai dengan diri sendiri, dari apa ia terbentuk dan atas dasar apa ia (akan) menjadi.
dan lalu menyadari bahwa hanya Tuhan sebaik-baiknya tempat mengadu, karena Ia adalah Sang Maha Penjaga Rahasia yang sejati.
-- sebuah pelajaran (berharga) dari salah satu fase (dadakan) tesis yang super singkat tapi membuat prasangka menjadi timbuh sesubur-suburnya sehingga (mungkin) jika tersentil sedikit saja, maka saat itu saya adalah bom waktu yang sedang meledak --