23.2.16

diam.

semua punya cara untuk diam.

dengan menghitung hujan.
dengan menunggu matahari.
dengan berdiri pada tebing.
dengan menusuk hati.
dengan mematikan rasa.

semua punya cara untuk diam.
tersimpan dalam peti kemas,
yang dalam perjalanan menuju pulau tak bertali.

semua sibuk berteriak,
kadang berbisik.

yang penting tidak diam.

karena mereka ingin hidup sendiri.

19.2.16

bait yang dirindukan.

tanya-tanya tak harus selalu berjawab,
tapi mereka harus selesai.

terungkaplah,
lalu berdamailah.

kuping-kuping bumi tidak tuli,
mereka merekam setiap tanda tanya yang tertekan.
dan menyelesaikan satu-satu dengan suara
untuk ditangkap hanya oleh hati, sebuah pesan singkat bacalah.

tentu bacalah adalah sebuah niat dengan atas nama,
karena tuhan maha baik,
tak selalu dia hadirkan yang dirindu,
tapi justru disimpannya baik-baik dalam bait.

bait yang dirindukan,
yang nantinya akan penuh dengan jawaban.

yang akan datang pada waktunya.
maka sekarang bersabarlah, dan bacalah.

kembali.

pernahkah aku berterima kasih?

untuk semua bait yang keluar dari hati,
untuk untaian benang kusut yang meresah dalam kepala,
untuk setiap rasa yang bertalu, dan berlalu mencari kristalnya.
untuk ke-ada-anmu yang memenuhi makna pada jatuh hati.

pernahkah aku berterima kasih,
dan memintamu untuk kembali?