30.3.12

i never knew trespassing my own border could hurt this much.

29.3.12

lately, the earth is just too packed up with greed.

greed of wealth, pride, and rights.


- i've just known that staying up all night could dry tears out -
karena aku hanya terlalu rindu padamu, ksatria.
dan kamu hanya terlalu jauh dari hatiku. tanpa kamu berkeliaran di pekarangan, 
segalanya terlalu sepi.


aku hanya punya kata-kata untuk bermain,
lalu kertas putih, pensil, serta hati yang mati-matian bilang rindu padamu.


belum pernah aku setakut ini melihat kertas putih dan menggenggam pensil,
ksatria. kukira hanya kamu yang bisa mengerti ketakutanku ini,
makanya hati setengah mati mencarimu.


kali ini, ia bilang tidak akan berhenti sebelum menemuimu.


aku tak peduli lagi. 
kuserahkan semuanya padanya. 


dan padaNya.
karena rindu tak punya batas waktu,
matahari tidak pernah benar-benar mengajaknya berlomba mendahuluinya.


karena rindu tak punya hulu, juga muara,
ia adalah aliran yang mengawang antara dua tempat pulang, yang sama-sama lebih luas dari samudra.


karena rindu tidak kenal masa lalu atau masa depan,
baginya sepanjang ia berdetak, entah cinta masih hidup atau mati, adalah saat ini.

. . .
karena hanya rindu yang bisa menemukanmu,
sampai pada jarak aman untuk semata memandang punggungmu, lalu kembali.

28.3.12

puisi sebrang hati.

kulayangkan surat rindu sepenuh diri
untukmu, lelaki di sebrang hati.

bersama kecup tertahan yang berjalin bersama serat-serat di mana seluruh rindu ini menumpah,
semacam hitam yang menera putih.

kupejamkan mata, lalu ada bisik yang mendesak,
semoga surat ini menjelma puisi padamu,
puisi sebrang hati.

untukmu, lelaki yang bayangnya tertinggal, menggenggam hati sendiri hingga kini.

26.3.12

when in doubt, wear red.

-- Bill Blass
(taken from Elle 2009 Agenda)

25.3.12

too many good things to be given time, and attention, and love, to, i regret giving too much consideration toward not-so-good things instead. i should have more confidence in my own taste, for sure.


happy weekend, fellas! happy new beginning! 
have a fresh start, dear curious souls :)

24.3.12

start with the end, or not?

i always wonder, do every writer, I mean writers of fantasies or fictional stories, let's say, Akira Toriyama for its Dragon Ball series, Aoyama Gosho for its Meitantei Conan series, Yoko Shoji for its Pop Corn series, J.K. Rowling for its Harry Potter series, Dewi 'Dee' Lestari for its Supernova series, and many other writers i couldn't mention every one of them, always start their stories with 'the end' in their mind? or does it only come along later after starting the stories?
your admiration on things means nothing when your only way to express it is by comparing, or worse, underrating other things you're not too fond of.

23.3.12

masa cinta adalah kuning.

kelopak-kelopak kecil kuning itu membeku di atas dataran,
karena matahari kesiangan tak terburu mengusir dingin penyaput jemari yang saling menggenggam.

dia tahu satu rahasia, karenanya harus diam seribu bahasa, tanpa satu pun pesan.
yaitu akan dua rasa yang terhenti pada senyum terkulum.

cinta hari ini adalah kuning,
maka ia tak tahu tentang kelak. apakah ia akan memerah seperti sebuah ujung, atau akankah ia menghijau seperti sebuah perjalanan.

cinta hari ini adalah kuning :
abadi dalam ketidakbertemuannya.

senja, sekali lagi.

senja menelan matahari bulat-bulat. membiarkannya membakar isi perut hidup-hidup.
lalu tangan-tangannya menjalar keluar, mendorong dinding-dinding raga hingga retak.

senja lalu mendadak buta. tak ada jingga yang sempat mampir.
pun layar putih tak lagi jadi latar, sebab langit tak lagi perlu tirai.

senja, ketika hidup jadi bungkam,
dan yang abadi adalah jeda antara akhir dan mula.

Love Dust.

Pagi-pagi hari libur kok ya saya malah ngamuk-ngamuk toh. Harusnya membagi ini saja :


Akhirnyaaa... versi live performance (versi dengan band pengiring) dari "Love Dust" :)

Lagu ini adalah kesukaan saya dari album baru Bigbang "ALIVE". Paling suka! Musiknya, liriknya, dan sekarang versi live performance-nya. Well, live performance mana dari Bigbang yang saya nggak suka ;)

Saya suka sekali nuansa lagu ini. Kalau menggunakan warna, mungkin lagu ini adalah hitam putih yang mbladus, dengan sedikit goresan merah jambu pucat di sana sini. Liriknya yang putis, perih-perih tapi indah, dan jujur (seperti semua lirik-liriknya mereka). Suara-suara mereka yang (makin) kuat, mengalahkan suara band dan para fans yang nggak berhenti teriak-teriak :p 


This performance is definitely to me the best one and why I'm tooooo in love with Dong Youngbae! Saya pun jatuh cinta sejatuh-jatuhnya dengan lagu ini. 

Sarangi mwonji! :)

over-dosage. my version.

to me, it's better taking an overflowing love or an exaggerated likes of things, rather than an overflowing hate or an exaggerated dislikes of things.

it's just like what consumer services would say : "for any satisfaction, please tell others. for any dissatisfaction, please tell us." well, i just thought that if this applied also in our everyday life, there wouldn't be such things as gossip, would it? it would only be nice things those spread over, while the not-so-good things (or some may called it aib) would be just kept within only those who might concern about it.

but that is utopia. or so i thought. and i blame it to these things called 'freedom of speech' and an overgrowth (with an overused) of social networks here and there.

discrimination. my version.

i used to not throwing out this little piece of crap. unnecessary if i may say. but i just can't stand it any longer.

why must discriminate serious people???

i just can't remember when did i ever discriminate people who throws joke a little bit too much even though i somewhat hate it.

being (too) serious is not a sin, please, it's only joker who thinks that way.


*aaaaarghhh...seriously i wanna write longer and furrier. but there's this certain song came in, and my anxious is just blown away like that. thank you for saving my writings, dear music.

22.3.12

halaman persembahan.

seperti janji,


untuk Srikandi dan Ksatria.
untuk sebuah ruang pada sebuah jeda,  untuk sebuah titik dalam semesta.



karena terima kasih tidak akan cukup, untuk sebentuk percaya yang tidak lagi terangkum dimensi.
cinta tercacah jadi debu. berserakan di pojokan.
ia bawa matahari ke dalam lika-liku pecahannya. pencarkan putih jadi tujuh kaki pelangi.


bahagia tertukar pedih. menari-nari pada sela-sela rangka hati 
yang menyamar jadi labirin dalam otak. ia buntuti ekor cahaya hingga ke ujungnya. 
mengurai pedih sampai ke pangkal luka.


senyum terpaksa mengubur patahan keping rasa. mengukir ujung-ujung bibir ke atas, 
dengan pahat dari air mata yang membatu. ia pulas dirinya dengan ungu senja yang kesiangan, 
sembunyikan para kelabu yang kekal.

20.3.12

tempat bersembunyi yang paling menyenangkan adalah dalam lapis ke tujuh labirin dalam kepala kita sendiri. yang paling menyebalkan, tentunya adalah pada patahan hati yang belum lagi kembali terekat sempurna.


tidak sembunyi hanya untuk pemberani. itu pun jika berani sudah keluar dari persembunyiannya.
pada hari ketika rindu meninggalkan rumahnya, ia memasang tirai berwarna hitam pada jendela yang menghadap halaman belakang. matahari sore yang malu-malu berpamitan pun urung menyapa. alih-alih diketuknya jendela itu perlahan dengan warna biru siang yang memudar.

12.3.12

dan sungguhlah satu-satunya cara untuk move on itu, hanya dan hanya, dan hanya move on : hadapi dan berjalan ke depan dengan tenang, bukan singkirkan dengan gegabah lalu berjalan cepat-cepat dengan rusuh sambil menengok berkali-kali ke belakang.


#yamenurutsayasihbegitu

11.3.12

tapi.

tapi adalah pembunuh bayaran,
bersenjatakan alasan, berselimutkan logika dan realita.

dan hanya ketakutan yang cukup kaya untuk dapat membayarnya.

10.3.12

my #project29.


April come she will.

.

.

.

Closing the seventh year sketching #project29 she will.

siang.

mendung adalah warna langit, saat hujan mengambil ancang-ancang berkejaran dengan air mata.
awan yang menyaru adalah pelacak kesenduan, ia bersinkronasi dengan mata-mata pembayang jiwa.

kota adalah pipi kelabu,
yang menahan hujan sampai ke jantung bumi.
pun pipi adalah kota merah jambu,
yang menahan air mata bercampur dengan birunya hati.

siang adalah di mana semua tumpah,
dan matahari menjadi saksi, sekalipun binarnya terhalang seteru para air.

penjaga malam.

penjaga malam adalah sekumpulan jiwa-jiwa yang berisik,
yang terbangun keluar dari lelapnya tubuh-tubuh,
lalu ternganga melihat pantulan bayangan pada kaca di depan jam dinding.

serentak mereka berteriak, menembus pintu dan jendela, mencari kelamnya hitam.

tubuh-tubuh yang tertinggalkan tak peduli,
alam mimpi yang bergolak menahan mereka dengan halusinasi berhentinya jarum jam.

hingga saat bangun nanti mereka harus meraba-raba setiap permukaan,
mencari-cari,
lalu membujuk jiwa-jiwa yang hilang,

dengan memecahkan setiap jam dinding pada semua rumah.

penunggu pagi.

pagar adalah tempatnya berjingkat,
sebelum ia menghilang bersama datangnya gradasi pertama matahari.
ia akan menyelinap kembali, seiring pulangnya matahari ke peraduannya.


tidakkah penunggu pagi itu adalah penjaga malam?

9.3.12

pencatat senja.

pencatat senja melukis bulan yang muncul bersama merah,
ia merekam setiap titik yang diduganya adalah bolong, lengkap dengan warnanya.

lalu dari bulan ada pesan yang datang sayup-sayup,
katanya, setiap bolong yang kau rekam itu akan minta dipenuhi.
(hingga) kapan pun, mereka akan menunggunya. mereka akan menagihnya. rekamanmu.

catatanmu adalah hutangmu.


pencatat senja mendengarnya baik-baik. mencoba setengah mati merekamnya. mengingatnya.
lalu tiba-tiba ia ada di dalam dimensi keempat, di mana pesan sayup tadi tak pernah ada.

pencatat senja terdiam. tak ada senja yang bisa direkam. mungkin aku sedang menunggu pagi?


ia lalu telanjangi bumi, mencari-cari pagi di belakangnya.
dari sini, dari atas bulan.

tidur.

tidur, sayang, malam masih ganjil.
ada mimpi-mimpi yang belum terpetik dari awan-awan penunggu terjagamu.

tidur, sayang, pagi sedang genapkan dirinya dalam dirimu yang tak pernah lelap.
ada suara-suara dan bayang-bayang yang menyergapmu dari belakang hanya dalam hitungan detik,
dan lalu kamu lupa, semua itu tentang apa.

tidur, sayang, waktu tak pernah jadi milikmu,
walau ia selalu ikut merangkak masuk ke dalam selimut,
rapatkan punggungnya pada punggungmu,
menjelma jadi gelisah, menyusup pada tindihan sadarmu.

7.3.12

Once we accept our limits, we go beyond them.


— Albert Einstein


And to accept our limits also means to embrace all our fears, of which I need to make it a habit, not an occasional take-a-deep-breath.

fantastic baby.



Regarding their recently-revealed "Fantastic Baby" MV, no matter how I come to like the beat of the song, and no matter how I'm impressed with the MV, I can't deny that I'm quite shocked (rather than surprised) with it, errr..unfortunately not in a really good way. Some feels were just a bit off. It's not that I hate it though. 

Impressed, still, but just that. I couldn't give a thumb up nor added it to my favorite video list. Well, to say it simple, I don't feel comfortable seeing this MV, unlike their other MVs, I mean unlike ALL their other MVs. 

But don't get me wrong, I fall for their music, and this somewhat-what-the kind of MV is not gonna get me take my words back ;)

.
ps : Listening to their latest album "Alive", I really really really want to write about them, but let me keep it for my to-celebrate-the-last-time-being-20s-birthday writing session (am I using the right term?) ;) First thing first is revision, still *d-oh >.< Oh, this finally I can say one good thing about the MV : stopping me from stalking around about Big Bang for a little while due to the after-shocked-effect.

pss : I wish they consider doing MV for DaeSung's solo "Wings". If so, I'd forget anything about this MV. Like, seriously.

6.3.12

“The only real valuable thing is intuition.”


— Albert Einstein


And that's why I use it whenever I made important decisions, not logic, neither was feeling.

| waktu |

waktu menderu,
siapa yang tahu berapa kali ia menggilasmu hingga mati,
tapi kamu tak merasa.
malah kamu merasa ia berjalan terlalu lambat,
tidak terpikir kalau baginya kamu telah habis.

waktu bersandar pada kursi goyang,
kamu tak melihatnya,
kamu kira ia sudah melesat, dan sudah tiba di ujung dunia.
padahal diam-diam ia senang melihatmu ketakutan,
dan tak pernah ia berpikir untuk memberimu kejutan semacam, "aku masih di sini".


kamu, hanya salah satu sekian bagi waktu.

2.3.12

duabelas jam.

duabelas jam jarak yang menjaga kita,

membagi rata matahari, hujan, dan juga suara jangkrik musim panas,
agar setengah bumi tak hangus,
agar setengahnya lagi tak hanyut.

duabelas jam jarak yang menarik kita ke dalam sebuah hening,

di tengah hiruk pikuk jam makan siang, atau pekatnya kelam malam,
di tengah sujud menjelang fajar, atau pahitnya secangkir kopi sore,
atau tepat pada 12.00 waktu setiap jam digital am/pm.

tak ada layar untuk mengantarkan mata-mata rindu,
tak juga kabel telepon pengirim pesan suara tak sabar ingin berjumpa.

hanya surat dalam botol-botol hati,
dan parit tak bercabang yang mengalir di antaranya : jalur khusus bertukar cerita hari ini.


aku hanya berdoa sepenuh hati agar pada titik manapun di sepanjang parit ini tak ada pusaran waktu yang bisa sesatkan rindu-rindu padamu hari ini, melemparnya ke masa depan, atau ke masa lalu. karena kuyakin kita hanya terpisah setengah lingkar bumi, bukan selompatan masa, 




bukankah begitu?