bukan dulu, apalagi nanti
adalah dentang, pembatas laju masa menuju saat
seperti luka memar yang membiru,
dan hati yang ikut meringis kesakitan
ada yang berarak pada kaki langit, di balik kaca.
bukan di sini, bukan pula di sana
adalah sekat yang melayang, pembatas bilik sebelum (sempat) menjadikannya ruang
seperti darah yang mengucur pelan-pelan,
dan air mata yang menggenang tanpa (bisa) mengalir
No comments:
Post a Comment