11.8.11

11 | filsuf.

saat-saat mendebarkan itu adalah saat-saat menjelang usia enambelas
di mana kepala rasanya penuh dengan tanya :
siapa aku, siapa kamu, mengapa kita di sini, mengapa begini dan mengapa begitu,
mengapa kita berpijak pada dia yang bernama bumi,
mengapa harus ada kantuk, mengapa harus ada langit biru dan langit hitam.

lalu ada debar-debar yang lebih keras, saat menyadari ada tanya yang lain :
apakah dirimu Tuhan, ada di mana dirimu, seperti apa rupamu,
mengapa harus aku bersujud seperti ini,
mengapa harus kubicara padamu dengan bahasa yang aku tidak mengerti,
mengapa tidak bisa kukatakan pintaku langsung ke hadapanmu.

apakah benar setiap nafas, setiap langkah, bahkan setiap tanyaku tadi adalah telah kau tentukan untukku.

dan tak ada lagi dusta melebihi saat-saat aku berbicara pada mereka,
bahwa dirimu itu begini dan begitu,
padahal sungguh, aku tidak tahu apa-apa.

dan mungkin hanya dengan keraguanku aku bisa mengenalmu sebetul-betulnya,
sepanjang umur yang telah kau tentukan untukku.

No comments: