23.6.11

damar dan sesal.

pada deretan damar, dalam malam
ada tersimpan keluh yang terlempar di masa akhir belasan
sepuluh tahun lalu.

malam, membungkus langkah bimbang, dengan tetap sama :
gelap, menakutkan,
juga selalu dengan janji bahwa pagi akan datang dalam hitungan jari.

damar, adakah dia menua?
saat menemani ingatan yang berlalu-lalang pada masa lewat di sampingnya.
tidakkan hitungan umurnya pun berjalan mundur?

.

pada deretan damar, menjelang pagi
ada bergema, asa yang terjaga di awal sebuah masa,
lalu, kini dan nanti.

. . .

dan dimanakah jiwa muda manakala ia seharusnya berjalan dengan langkah yang kini tersebut sebagai "seharusnya begitu sewaktu muda dulu"?
ia meringkuk di pojokan, sibuk meracuni dirinya dengan "terlalu tua aku untuk semua ini"


maka benarlah, bahwa penyesalan tidak pernah tepat waktu. 
akankah kau berdamai dengannya, dengan sedikit memaksa untuknya tidak (sekali-sekali) datang kembali? atau akankah kau tersenyum masam, membiarkannya melenggang memasuki hidupmu dan berdiam di sana, dan kamu menyibukkan dirimu dengan merutuk?

No comments: