24.6.11

tidakkah ada bosan membuntutimu seperti hantu? 
jika kutahu di mana kamu saat ini, ingin rasanya aku terbang menujumu, dan memancangkan papan "milikku, jangan diganggu" di dekatmu. 

tapi kamu tahu, jika betul saat ini aku tahu di mana kamu, tidakkah masa yang di depan itu akan menjadi sesuatu yang ganjil bagi kita berdua nanti? tidakkah penuh janjinya mempertemukan kita hanya pada saat di mana kita sama-sama mengetahui "sekarang"-lah saat itu? tidakkah dengan demikian berakhir segala yang belum bermula?

baiklah, kutiupkan berpeluk-peluk sabar untukmu (juga untukku) dan rindu tanpa nama yang tak cukup tertampung di setiap denyut penghantar kehidupan. lewat semesta, yang (bertutur ia) pada masanya akan membawa kita ke satu tempat yang sama. 

ada harap cemas tempat itu adalah di antara mars juga jupiter. karena ingatanku bilang, dulu, sebelum masa (lagi-lagi) membawa kita ke satu tempat di antara mars dan venus, di sanalah kita untuk (benar-benar) pertama kalinya bertemu. tidakkah begitu?

baiklah, bersama titipan ini, kuselipkan pesan singkat untukmu :
"mari, sayang, kita berandai-andai tidak ada masa, fana maupun baka. sudahkah? lalu dengarlah, tidakkah ada lagi ia yang bertanya-tanya : kapan Tuhan, kapankah akan kami bertemu?"

. . . 

sebuah catatan yang berputar di kepala segera setelah sepuluh bab pertama "Tuhan dan Hal-Hal yang Tak Selesai" karya Goenawan Mohamad. 

No comments: