[1]
seribu judul,
namunkeadanya tak pernah (juga) terhapus.
[2]
ketika jiwa terbelah oleh kereta kilat dari dua arah,
apakah panggilan yang saling terseru (akhirnya akan) bersahut dalam bisingnya suara beradu,
roda kereta dan besi rel?
[3]
jarak tidak memisahkan cinta,
(apalagi yang belum tumbuh)
tapi memberinya ruang untuk melakukan kesalahan,
dan berlabuh pada cinta terakhir.
[4]
jarak dimulai saat jalan bercabang dua,
satu dengan langit berwarna biru dan tarian angin,
satu dengan langit merah senja dan siulan hujan,
dan sepasang tangan tetap bergandengan.
[5]
waktu, pada dimensi yang berbeda
mengikat jarak menjadi satu per tigaratusenampuluh semesta.
[6]
jarak adalah jeda antara suara jangkrik di musim kemarau,
dan lampu neon tengah kota yang terlihat dari atas bukit.
[7]
jarak menjadi pengingat ketika musim masih menjadi penanda waktu,
tungku adalah teman penunggu pada stasiun yang dikelilingi kunang-kunang,
dan janji adalah untuk ditepati biar malam larut.
[8]
karenanya,
cerita cinta yang menyedihkan adalah lukisan indah bagi mata sang waktu.
. . .
catatan :
sebuah interpretasi rasa dalam diri setelah 5 Centimeters Per Second, salah satu kisah cinta yang terselip dalam semesta, yang beruntung digambarkan dengan sangat indahnya.
No comments:
Post a Comment