jantung redamkan detaknya,
darah putihkan merahnya.
biru-biru mengucur deras dalam diri,
mengikat pergelangan dengan mimpi-mimpi yang jadi temali.
nadi bercinta dengan kehidupan yang tak berhenti lahir,
mencuri darinya nafas segar-segar.
lalu terlupakan : seonggok jiwa pemutus nadi hati,
dewa kematian bertudung putih berpedang jeri.
No comments:
Post a Comment