8.7.13

[Juni] malam.

tahu-tahu Juni sudah berakhir.
di hari terakhir ia pulang subuh. ingin memperpanjang barang beberapa jam, katanya.
tapi sayang sekali, Juli adalah si teguh yang sudah mengambil tempatnya.
sehingga Juni tak bisa pulang.
rumahnya sudah tergeser.
malam ternyata bisa tak setia dalam menjaga.

yang tersisa hanya lah surat yang datang di jam yang tidak biasa, pukul empat pagi :
"aku masih menunggumu di sini,
di bawah mata besar,
di depan gedung yang semuanya serba lebih, tempat mereka berpesta setahun yang lalu.
dua musim, empat musim, tanpa musim, tak ada dalam kamusku.
menunggumu tak tertandakan oleh waktu.
boleh aku masih berharap saat kamu tiba nanti, kamu akan membawa selamanya?

mungkin dengan begitu aku bisa memaafkanmu."

tunggulah September, lalu Oktober, dan akhirnya November membawa jawaban.
karena Juli dan Agustus terlalu malas untuk menulis,
bahkan untuk hanya satu baris :

"aku (pun) merindukanmu. separuh nafas. sehabisnya waktu. berkalinya jarak."

No comments: