seperti matahari,
terbit lalu terbenam,
sebagai satu putaran kecil
seperti bulan,
baru, purnama, lalu mati,
sebagai satu putaran besar
seperti muka air laut,
pasang lalu surut, mengikuti aturan sang bulan,
sebagai bahasa bumi untuk gelap dan terang
seperti musim,
berlahir sebagai semi yang hijau lalu lamat menjingga, menghangat sampai jadi merah bara dan lalu mengering, menggugurkan sisa-sisa kuning pada tanah hingga kembali ia terkubur putih yang dingin,
sebagai rangkuman aksara pewarna cerita
maka adakah sebuah awal, yang (berkali-kali) datang (tentunya) mengikuti setiap suatu akhir,
-- atau sebut saja dia titik nol --
juga punya masa?
jika dia (juga) punya masa, apakah pematrinya adalah hati yang (sekali lagi) mati terhadap rasa?
3.51, sebuah catatan untuk emosi yang berwarna abu-abu jalan buntu
1 comment:
heart this! <3
Post a Comment