"Evolution costs you time. Revolution costs you blood. Transformation costs you everything, mostly your own self."
Sejak akhir tahun 2006, transfomasi selalu menjadi salah satu dari sekian banyak cita-cita saya. Dan tentunya sampai saat ini saya belum bisa mencoretnya tanda telah tercapai.
Tapi apakah sebuah transformasi itu adalah sebuah proses yang kasat mata? Apakah transformasi adalah sesuatu yang pada ujungnya seseorang bisa berkata, "saya telah bertransformasi". Demikian, bukankah masuk akal kalau memang begitu adanya? Bukankah jika kita melihat seseorang dan merasakan suatu perubahan yang cukup signifikan pada dirinya, kita akan berkata pada diri sendiri, "ah, dia sudah bertransformasi rupanya."
Lalu, apakah berlebihan kalau saya mengatakan bahwa transformasi berharga sama dengan diri kita sendiri? Memangnya yang disebut 'diri kita sendiri' itu yang seperti apa? Kalau demikian, lantas apa bedanya antara transformasi dan kepura-puraan?
.
Sungguh. Saya heran. Mengapa sebuah perubahan harus dilihat dengan rumit. Percayakan saja pada hati untuk merasakan mana sebuah perubahan yang tulus dan mana sebuah kepura-puraan. Supaya hati tetap peka dan jernih dalam merasa, bersihkan dia selalu, salah satunya dari kebencian. Begitu saja.
No comments:
Post a Comment