sesekali, puisi adalah pengingat
akan hal-hal yang sebaiknya berhenti dilakukan.
misalnya : berasumsi tentang sebuah kebetulan.
kebetulan itu adalah dua hal yang sama-sama betul,
bisa jadi saling berhubungan, bisa jadi tidak
(seperti pada soal-soal pilihan berganda di hampir setiap ujian kenaikan kelas).
untuk tahu yang mana jawabannya, tentu harus mau sedikir berpikir,
memakai teori-teori mengenai logika
yang masih cukup masuk di hati.
atau pakai saja sepenuhnya hati untuk mencari tahu jawabannya.
sepenuh-penuhnya sudah ada tadah jika ia tumpah,
puisi pengingat.
jangan-jangan dua hal betul tadi bukan pada soal yang sama.
No comments:
Post a Comment