6.9.12

gunung #2

waktu itu...

.
tangan kiri ayah menghalangi sinar matahari pukul tujuh pagi,
ia itu lewat sedikit dari sinar-sinarnya kala terbit yang memilin detik-detik dengan halusnya.
tidakkah kamu pun terpukau?

tangan kanan ayah memegang erat-erat pundakmu,
kamu ingat? ia bilang tegas-tegas :
naik sampai puncak, supaya kamu adil, tajam pikiranmu dan halus perasaanmu.

aku di sebelah kananmu,
berjongkok, sibuk merangkul badan kecilmu
sambil lalu berbisik :

lihat langit biru di atas? ia adalah batas yang menembus batasnya sendiri.
di sini tempat yang sempurna untukmu membuat janji dengan diri.
di sini adalah sedekat-dekatnya jarak antara kamu dan hatimu.
.

...waktu aku masih percaya pada negeri bernama dongeng

No comments: