5.9.11

september | 2

berjarak duabelas lantai, senandungmu sampai lewati telingaku hingga turun ke dada
sebuah lagu tentang tempat pulang, lagu selamat datang cinta.

bersekat dinding-dinding tipis tak kedap suara, senyummu yang tak henti-henti terlihat sejelas di balik kaca
segaris senyum penantian, senyum yang hadir karena adanya percaya.

lalu di luar hujan.

dan pada anak tanggak ke-delapan aku terduduk, sejenak ada ragu mengetuk :
betul aku tidak salah alamat?
karena selain suaramu dan senyummu, 
aku lupa bagaimana rupamu. aku lupa bagaimana matamu. 
aku lupa bagaimana aku pernah mengenalmu. 
dan aku tak tahu bagaimana nantinya jika jarak antara kita tinggal pintu yang terbuka.


jam tujuh malam. dan hujan telah berhenti.

bukankah ini waktu pulang yang kujanjikan tadi pagi?

No comments: