berderap serentak detik-detik masuki labirin pikir,
sambil bersenandung suka-suka, lantunkan senang dan sedih.
berketak-ketuk tumit sepatu mereka pada lantai upacara,
sesekali pada dinding di samping-sampingnya, sebelum mereka jatuh terjengkang ke belakang, lalu menindih topi-topi yang telah lepas pertama-tama.
hingga lalu sunyi senyap mereka tak bernafas,
menahan takut dan tanya, di mana jalan keluar,
sedang semakin bertumpuk mereka, lewati batas menit.
sedang terlalu banyak pintu tiruan yang ketika mereka membukanya hanya membuat mereka semakin merasuk ke dalam sang labirin.
sang labirin itu, seperti juga hal-hal lainnya di dalam diri, pun punya nama. yaitu ingatan yang termiliki.
No comments:
Post a Comment