19.2.11

dunia tidak pernah berhenti membuat saya menahan nafas dan terdiam. akan keajaiban, juga keanehan, yang diberikannya pada saya. melalui bentang-bentang alamnya. melalui manusia-manusianya. melalui berbagai skenario yang saling dibisikinya bersama semesta.

lalu sekali waktu saya pun penasaran, tarik-menarik antara apa dan apakah yang mampu membuat energi saling bergesek di udara, yang ikut memutarbalikkan segala bentuk rasa, juga emosi, juga (sesekali) pikiran? apakah itu antara kutub utara dan kutub selatan? apakah itu antara timur dan barat? apakah itu antara matahari dan bulan? apakah itu antara jupiter dan saturnus? lalu semesta jadi tak sabar dan menunjukkan hitam dan putih. dan tak ada lagi pertentangan yang lebih keras selain di antara keduanya.

tapi abu-abu bukan pula buah perseteruan di antara keduanya itu. mungkin abu-abu hanyalah sepetik ketenangan yang sibuk menutup mata dan telinga. mungkin abu-abu hanyalah sepenggal alunan nada, yang juga asalnya dari semesta, yang berusaha jadi penengah. bagaimanapun hitam dan putih tetap berseteru, saling berteriak. abu-abu tak tahan lagi, lalu menyelinap ia, mundur dari dunia.

lalu seakan semesta telah menggenapi skenarionya, hening pun datang mencekam. tandai suara-suara hitam juga putih yang mendadak tidak terdengar. berdamaikah mereka berdua? bukan, itu bukan tanda damai. itu hanya penanda sebuah kekosongan. kekosongan pada hitam juga putih yang saling melengkapi. kekosongan akibat rindu di bawah sadar pada alunan pelan abu-abu, yang disenandungkannya dengan mata juga telinga tertutup, namun dengan hati yang terbuka lebar-lebar.

abu-abu pun menjelma senyum, memeluk badai yang sibuk meliuk di antara jantung dan otak, meredam tanya yang belum juga berjawab. lalu, sekali, dunia dan segala keajaiban juga keanehannya, menjadi suatu pasang yang jaraknya membentang terus dan terus.

dan saya pun, tidak pernah berhenti menahan nafas dan terdiam.

kali ini dengan sebaris syukur akan betapa kecilnya saya dan skenario yang telah diberikan oleh tuhan untuk saya, dalam semesta ini.

No comments: