lalu harus bagaimana lagi aku melepasmu.
juga kartu-kartu mimpi yang membuntutimu dari belakang.
.
masa depan itu bukan cerita, tapi adalah coretan rindu tuhan pada manusia-manusia yang diturunkannya.
yang ia gores hati-hati di balik lindungan telapak tangan yang satunya.
yang ia lindungi rapat-rapat dari jiwa-jiwa yang lupa akan hari ini.
.
lalu harus bagaimana lagi aku melepasmu.
juga masa depan yang masih menjadi surat cinta rahasia tuhanku,
yang dititipkannya, mungkin padamu atau padanya
agar aku bisa bahagia dengan kesendirianku, sejeda, atau selamanya.
.
seperti juga mahoni tua ini.
kenangan adalah selamanya, juga kamu, yang menyaru jadi daun-daunnya.
.
lalu rumah kaca di belakang punggungku, kembali, untuk terakhir kalinya,
pantulkan punggungmu yang menjauh. punggung, yang sekali waktu dulu, pernah menjadi yang tercinta.
No comments:
Post a Comment