adalah titik-titik perhentian,
seperti yang membagi panjang duabelas menjadi tiga sama rata.
empat. empat. dan empat.
:
empat pertama tak tertangkap kedipan,
namun tertera dalam-dalam pada benak
empat kedua berawal dari sisa-sisa hujan,
ditutup oleh terik kemarau yang terlupakan
empat terakhir belum juga membuka gerbangnya,
dengan keributan di baliknya yang membuat berdebar
,
penghujung tahun sedang menghias ruang dansa
dengan kertas tisu biru putih,
tempat ia menyembunyikan jawaban
- indah atau buruk rupa- yang pada waktunya akan berbaur dengan para tamu
sebagai hadiah titik perhentian akhir, bagimu hati.
.
maka musim, jangan dulu ambil (setiap) rindu dalam diri,
temanku satu-satunya untuk lewati (sisa) empat penggal terakhir.
apa-apa yang di balik gerbang, biar mereka jadi milikku nanti saja dalam masa depan.
No comments:
Post a Comment