4.1.14

[catatan] lima langkah ke belakang.

Kenapa saya suka sekali menyebutkan tahun 2014 ini sebagai "a fresh start"?

Tarik nafas panjang.

Semua berawal dari lima tahun yang lalu. Tahun 2008. Tahun di mana saya berhenti membuat resolusi. Tahun di mana saya menyadari bahwa sebenarnya saya tidak memahami dengan sebenar-benarnya yang dimaksud dengan resolusi ini. Sebagai gantinya saya diperkenalkan dengan "vision board", atau biasa orang-orang sebut dengan "dream board". Sebuah papan yang berisi tempelan-tempelan ilustrasi yang menggambarkan apa yang kita bayangkan tentang diri kita dalam jangka waktu tertentu. Pertama kali saya diperkenalkan pada papan ini, tahun 2004, saya diminta membuatnya untuk jangka waktu tiga tahun. Di tahun 2008 lalu, ketika saya berusia 25 tahun, saya membuatnya untuk jangka waktu lima tahun, yaitu hingga tahun 2013 di mana saya memasuki usia kepala tiga :)

Lalu, di ulang tahun saya yang ke-30 di tahun 2013 lalu dan melihat ke belakang, apakah tentang saya saat itu adalah tepat seperti apa yang saya bayangkan atau saya 'impikan' lima tahun lalu? Tentu saja jawabannya : tidak. Lima tahun yang penuh patah hati. Lima tahun yang penuh pelajaran-pelajaran tersembunyi. Lima tahun di mana saya ternyata masih harus banyak belajar tentang diri sendiri, tentang cita-cita, tentang cinta, tentang sebuah hidup. Lima tahun yang masih harus diikuti oleh 'proses-proses' penerimaan di belakangnya sampai menjelang akhir tahun, yang (syukurnya) berakhir dengan baik-baik. 

Berdamai dengan diri sendiri. Mungkin di akhir tahun 2013 menjelang 2014 ini saya baru benar-benar bisa memahami artinya. Melihat kembali ke belakang, ke papan mimpi yang pernah dibuat. Menerima yang mewujud, menerima yang tidak mewujud. Dengan sederhana.

Mungkin karena apa-apa yang saya lewati di lima tahun ke belakang itulah, saya menyebutkan tahun 2014 sebagai sebuah awal yang lain dalam kehidupan saya. 

Sebuah awal yang baik, semoga. 


.
Setiap keinginan yang diwujudkanNya adalah pelajaran tentang bersyukur dan rendah hati. 
Setiap keinginan yang (mungkin sedang) ditahanNya adalah pelajaran tentang kesabaran dan kepekaan. 
Setiap keinginan yang tidak diwujudkanNya adalah pelajaran tentang berbesar hati dan berlembut hati.
Setiap keinginan yang bergerak adalah pelajaran tentang mengingatNya.

Dan sebaik-baiknya rencana adalah yang dititipkan kepadaNya, 
dengan menyebut namaNya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

No comments: