suatu hari pagi datang pelan-pelan,
menghapus merah dari subuh
dan menebarkan debu-debu penanda adanya matahari.
embun pergi pelan-pelan,
membawa sisa-sisa nafas menderu
pelingkar malam-malam pencari bintang.
matahari berbincang lama-lama,
dengan balik bumi yang diucapkannya sampai jumpa
setiap warna-warna merah subuh menjemputnya.
dan aku berbaring lurus-lurus,
menekan telapak tangan kuat-kuat ke tanah
berharap bumi mau berhenti berputar sebentar saja.
karena sekali waktu
tidakkah kamu ingin menahan pagi dalam beberapa jarak,
untuk sempat memberikannya senyum pertamamu?
No comments:
Post a Comment