19.4.13

mimpi.

Sepanjang jalan kau harap mimpi adalah tanda. Hingga sampai kau di satu bangku, dan tetiba kau ingin mimpi adalah cuma bunga. Lampu taman meredup, memaksa kau cepat beranjak. Tapi kau tak mau. Karena belum bersih benar hati dari harap-harap mimpi adalah tanda-tanda yang nyata.

Lalu hujan.

Kau terpaksa bergegas. Tanpa payung, langkahmu mau tak mau melaju. Sejenak saja harap-harap itu kau lupa. Tapi sisa-sisa hati yang sempat berharap tak akan pernah lupa. Ia mungkin tenggelam. Terkunci. Tapi tak akan pernah hilang.

Lalu kau takut.

Pada harap-harap yang kaubangun sendiri. Pada cemas yang belakangan jadi setengah-setengah kau percaya dan tidak. Lama-lama tanda-tanda yang kauharap mau datang lewat lelap tak ubahnya ketakutan hanya karena matahari sedang tidur.

Lalu hatimu pun tertutup.

Biar tanda atau bunga. Kau tak bisa bedakan. Mimpi menjadi hanya mimpi. Padahal ia menjadi bukan sekadar.

No comments: