maka, kataNya lagi, ingatlah Aku baik-baik, dan sebaik-baiknya mengingatKu akan Kukirim kau tanda lewat air mata yang kautumpahkan. bacalah saja tanda itu, karena dia hanyalah semata tanda, bukan milikmu. lalu lepaskanlah dia baik-baik lewat doa setelah kau rekam dia baik-baik pula pada benak.
tanda ini, sepertimu, adalah milikKu. tidak pernah dia untukmu : maka jangan kau anggap dia memelukmu erat-erat. dia hanya sedang terbaca, oleh hatimu yang terlalu merindu juga kepalamu yang terlalu meragu. selesai tugasnya, akan Aku tarik kembali dia lewat aliran sungai.
karena dia, sepertimu, adalah milikKu saja. maka ingatlah Aku baik-baik,
sekalipun harus lewat air mata yang ingin kaumiliki sendiri.
[Bandung, suatu sore bersamaNya dan tanda terkirim, juga air mata]