21.7.15

demikian, tentangmu.

dan lalu, kesatria terbang.
ke langit ke sembilan, semesta yang dibangunnya setelah mimpi.
tak ada tanah yang mampu menahannya tetap pada bumi.
tak pula jejaring cerita semu akan ingatan yang berurai.

dan lalu tentang puri,
yang masih belum pondasi :
sebuah galeri kaca suaka segala asumsi.
tentang dia. siapa lagi.

juga tentang hati. yang ini milikku.

suatu pagi di duaribudua.
suatu malam di duaribusembilan.
labirin itu buntu. sudah. dan tetap demikian. sampai nanti.

dan akhirnya, kesatria terbang.
meleburkan labirin, tanpa menengok lagi ke belakang.


maka kali ini, giliran hati milikku,
- karena ia tak pernah putri yang dicarinya -
untuk kembali percaya pada rasa yang nyata.




- suatu waktu di duaribulimabelas :
untuk semua putaran energi misterius,
yang mencari rumahnya bersama tarian aksara
surat-surat cinta yang tak bertakdir,

terima kasih.