20.11.11

sebuah catatan untuk sebuah keindahan.

dengan sepotong coklat, ada air mata yang mengering sebelum sempat tertetes.

.

adalah deretan pertanyaan yang membuat manusia dapat merasakan mulainya sebuah kehidupan, namun sungguh sayang begitu denyut hidup itu sendiri mulai mengikuti ketukan yang satu-satu, deretan pertanyaan tadi pun lenyap.

adalah satu dua keindahan yang seperti ampas kopi - meninggalkan aroma yang tak terkatakan, tercium, tercecap, lalu seakan ada bubuk-bubuk berwarna hitam yang ikut terbawa ke dalam otak dan mengendap di sana - keindahan yang bukan mendatangkan senyuman, apalagi air mata. keindahan yang memberikan rasa tersesat, lalu dorongan untuk bertanya ini di mana? keindahan yang menghadirkan kembali deretan pertanyaan tadi.

namun kali ini bukan untuk dijawab. dan memang, tak pernah ada tanya yang meminta untuk dicarikan jawabannya. mungkin itu adalah satu dua pertanyaan yang secara berkala tercetus,

karena jaman hanya ingin memastikan kita tahu bahwa kita berdenyut bersama sebuah kehidupan.

.

lalu, mungkinkah ada cinta yang tidak (boleh) bermasa?

.
.

sepotong catatan acak setelah menonton Sang Penari. sulit sekali mengurai keindahan yang hanya mengambang sebentar saja sebelum ia cepat mengendap. setiap rangkaian kata yang (sempat) terngiang sepanjang film pun rupanya ikut menari menjauh bersama Srintil, meninggalkan saya terduduk di dalam studio bioskop dan merasa tersesat begitu melangkahkan kaki keluar.

No comments: