ada senja bergelayut di pudakmu,
merayu dengan mata sendu dan pipi merah jambu.
ada rintik halus menirai hatimu,
memaksa dengan suara beku dan setipis pisau.
dari depan |
ada arang membara di matamu,
(dan sungguh mati) ingin ia padamkan dirinya sendiri.
| dari mataku
dengan panggilan pulang kutandai senja.
dengan hampa kutandai derai gerimis.
lalu dengan abu-abu kutandai bara,
yang meredup dan merapuh, tapi tak juga mau ia bergabung dengan tanah.
adalah ia antara hidup dan mati.
No comments:
Post a Comment