penaku tertatih,
jemariku sesak nafas,
lembar putih ini penuh oleh kekosongan.
ingatan saling berebut keluar
lewat jendela hati,
terus sampai ke pinggir kali.
senja pun lelah menanti
cerita-cerita yang tak kunjung hidup,
cerita-cerita yang kandas sebelum bermuara.
hingga semburat merah yang bertahan hingga ia sirna sendiri,
aku lalu habis:
di setiap menjelang matahari berbalik arah
pada lintasan dengan kecepatan seratus kilometer per jam.
No comments:
Post a Comment