aku mengagumi bahasa tuan yang secuil semesta,
yang panasnya membuat papan takar kebenaran lamat memuai
tanpa membuatnya jadi abu-abu.
kiranya tuan perkenankan aku sunggingkan sebarang senyum
pada bibir terkatup yang gundahnya membakar wajan rasa?
tinggal kuhitung waktu
bahasa tuan nanti penuh dalam satu aksara.
No comments:
Post a Comment